Makalah
Pendidikan Lingkungan Hidup
“Pembenahan Kelas”
DI
S
U
S
U
N
OLEH:
Kelompok
1
Rosmiati
Nurdia
Helmiani
Askar
Herdianto
Muhammad Aras
Abdul Faiz
Ferdi Syam
Ambo Upe
Muhammad Akram
KELAS XII
IPS 1
SMA NEGERI
1 MANIANGPAJO
TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan hinayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Maniangpajo, Agustus 2014
PENULIS
(________________)
DAFTAR ISI
Halaman
sampul
Kata Pengantar............................................................................................................. i
Daftar Isi...................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan..................................................................................................... 1
A. Latar
Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan
Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II
Pembahasan..................................................................................................... 3
A. Arti
Sebuah Kreativitas............................................................................... 3
B.
Membenahi Pisik Kelas................................................................................ 4
C.
Psikologi Kelas............................................................................................ 5
BAB III
Penutup.......................................................................................................... 7
A.
Kesimpulan.................................................................................................. 7
B. Saran............................................................................................................ 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konsep hubungan guru dan siswa adalah konsep hubungan
psikologis kekeluargaan, bukan hubungan antara orang pintar dengan orang bodoh,
atau antara bos dengan anak buah. Interaksi dan komunikasi antara guru dan
siswalah yang paling intens terjadi di sekolah, sehingga akan memengaruhi
banyak hal, terutama nilai-nilai kepribadian yang akan berimbas pada kualitas
sekolah. Kekakuan-kekakuan yang terjadi terhadap hubungan guru-siswa ini
meneyebabkan sekolah dipandang sebagai sesuatu yang “menjengkelkan” dan
sesuatu yang “membosankan”
untuk dilihat atau bahkan dijadikan ajang pembicaraan.
Sekolah dapat menjadi ajang pertemuan manusia-manusia
yang tidak saling merindukan, atau manusia-manusia yang datang dengan keterpaksaan.
Siswa, tak memiliki satu alas an pun untuk mereka hadir setiap hari di sekolah,
kecuali karena mereka harus sekolah. Guru pun demikian, tak ada yang menarik
untuk datang ke sekolah, kecuali karena sekolah adalah tempat tugasnya sebagai
guru. Kalau sudah demikian, maka kebosanan, kejenuhan, keogahan, kejengkelan,
kekesalan, dan banyak lagi yang akan terasa pada warga sekolah.
Tentu kondisi yang sangat buruk tersebut memunyai
jalan keluar sehingga dapat dirobah, atau dapat mengantisipasi jangan sampai
terjadi di sebuah sekolah. Di sekolah, interaksi yang paling sering dan
bernuansa akademik adalah di kelas. Guru dan siswa, serta siswa dengan siswa
saling memberi dan menerima di kelas. Ternyata kegagalan siswa mencerna
informasi dari gurunya disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru
dengan gaya belajar siswa. Baik buruknya interaksi dan komunikasi di kelas
tersebut akan berdampak pada keseluruhan interpretasi terhadap sekolah baik
pisik maupun non pisik .
Oleh karena itu, pembenahan kelas dan interaksi yang
terjadi di dalam kelas, harus menjadi perhatian oleh guru demi menciptakan
nuansa akademik mengasyikkan di dalamnya. Pisik dan non pisik kelas harus
ditata sedemikian rupa sehingga kelas menjadi tempat atau ruangan favorit siswa
dan menjadikan kelas sebagai daya tarik siswa merindukan sekolahnya secara
keseluruhan.Kreativitas seorang guru dalam mengelola kelas tentu sangat
dibutuhkan dalam melakukan “renovasi”
keberhasilan pembelajaran di kelas.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka penyusun merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1.
Menjelaskan defenisi kelas?
2.
Menguraikan upaya-upaya yang termasuk pembenahan
kelas?
C. Tujuan Penulisan
1.
Dapat menjelaskan defenisi kelas.
2.
Dapat menguraikan upaya-upaya yang termasuk pembenahan
kelas
3.
Mengetahui permasalahan yang umum terjadi dalam
hubungan antara guru dan siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Sebuah Kreativitas
Meski kreativitas adalah hal utama untuk melakukan gerakan “renovasi”
kelas, namun yang tak kalah pentingnya adalah kemauan yang datang dari lubuk
hati pling dalam seorang guru. Persoalan kemauan untuk berkreasi adalah
persoalan mindset seorang guru.
Apakah guru tersebut mempunyai keinginan untuk berubah, keinginan untuk menjadi
guru yang lebih, keinginan untuk memikirkan keberhasilan siswanya dalam
belajar, dan terakhir keinginan untuk berbuat demi bangsa dan Negara yang kita
cintai ini, ataukah tidak sama sekali. Keyakinan bahwa seorang guru adalah
profesi pintar, sehingga kreativitas merupakan sesuatu yang mudah bagi
seorangguru.
Kemauan untuk berbuat harus tumbuh dari dalam diri sendiri seorang guru,
bukan merupakan paksaan atau terpaksa melakukannya. Guru harus menyadari
keberadaan dirinya, bahwa mereka ada untuk siswa. Segala daya dan upaya yang
dilakukan mereka dan semua pihak, termasuk pendanaan yang banyak untuk para
guru, tak lain disebabkan karena keberadaan siswa. Oleh karena itu, guru harus
berbuat semaksimal mungkin untuk siswa.
Kelas, yang biasa disebut RKB (Ruang Kegiatan Belajar) merupakan tempat
yang cocok untuk dijadikan awal memotivasi siswa mencintai pendidikan secara
keseluruhan. Kelas yang dikenal saat ini, praktis hanya merupakan ruangan yang
dibatasi dengan dinding tembok yang berisi beberapa pasang meja kursi, lemari,
dan papan tulis. Jika telah ada beberapa komponen tersebut, maka telah
memungkinkan untuk dikatakan sebuah kelas yang dapat dimanfaatkan untuk proses
pembelajaran. Persoalannya adalah jika dikatakan kelas hanya identitas dan
definisinya saja yang membuatnya menjadi kelas.
Kelas haruslah benar-benar sesuai dengan filosofi pengadaannya yakni
sebagai tempat guru mengeluarkan segala kompetensi demi siswanya menjadi baik
dan pintar, serta kelas sebagai tempat siswa senang dan penuh kerelaan menerima
transformasi pengetahuan dari guru dan dari seisi kelas tersebut. Berdasarkan
hal tersebut, maka tak ada lain yang harus menjadi perhatian serius adalah
pembenahan kelas sehingga mampu sejalan dengan nilai filosofis kelas yang
sebenarnya. Guru harus memulai dari kelasnya sendiri untuk melakukan perubahan
kea rah yang lebih baik.
B. Membenahi Pisik Kelas
Membenahi atau merenovasi kelas dari segi pisik dapat dibagi menjadi dua
bagian, yakni eksterior dan interior. Sebelumnya, perlu dipahami bahwa secara
umum kelas yang ada sekarang adalah kelas yang dijelaskan pada bagian sebelum
ini, oleh karena itu membenahi kelas tersebut harus berani tampil beda atau
tidak seperti yang biasa.
Pada bagian eksterior adalah pandangan pertama sebelum memasuki kelas.
Bagian ini penting sebagai penarik awal, kelas yang akan dituju. Kelas harus
mempunyai ciri khas termasuk bagian luar (eksterior) yang tidak sama dengan
kelas-kelas lainnya. Munculkan kebanggaan pada kelas tersebut tatkala dipandang
bersamaan dengan kelas-kelas lainnya. Mungkin dapat dilakukan dengan
memodifikasi cat yang unik pada dinding luar kelas. Juga dapat menggambar
tokoh-tokoh dunia pendidikan baik dalam maupun luar sehingga menjadi motivasi
siswa yang berada dalam kelas tersebut. Selain itu, assesoris dapat pula
ditambahkan seperti taman atau bunga-bunga serta dapat pula hiasan-hiasan
dinding baik hastakarya siswa maupun yang bukan.
Jika eksterior penting, maka interior (bagian dalam) dapat dikatakan
lebih penting lagi karena pada bagian inilah interaksi dan komunikasi edukatif
lebih banyak dilakukan. Banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk pembenahan
kelas bagian dalam, serta dapat dilakukan bersama-sama dengan siswa sehingga
lebih terjalin rasa kebersamaan dalam memiliki kelas tersebut.
Dari sisi pengaturan bangku dan meja belajar siswa, banyak modifikasi yang
dapat dilakukan sehingga kejenuhan letak bangku dan meja belajar dapat
teratasi. Bentuk-bentuk pengaturan seperti bentuk huruf U, bentuk huruf O, atau
bentuk sejajar, berbanjar, dan lain sebagainya dapat dilakukan sebagai
alternatif selain bentuk perkuliahan yang sering dilakukan. Selain itu, tukaran
tempat duduk siswa sangat memungkinkan untuk dilakukan. Hal ini dapat mengatasi
kekakuan komunikasi antarsiswa dan juga jika siswa mengalami kelainan
penglihatan dan pendengaran dapat sedikit membantu mereka.
Pada sisi pajangan, tentu tak sedikit yang bisa dilakukan dalam “menghidupkan”
kelas. Kuantitas pajangan tentu akan lebih banyak pada Sekolah Dasar dibanding
SMA, namun segi kualitasnya tak boleh ditawar lagi. Harus mampu memberikan
nuansa belajar pada siswa dengan keberadaan pajangan di dinding kelas bagian
dalam. Papan data tidak monoton, seperti biasanya yang ada saat ini, seperti
absensi, tugas kebersihan atau piket, dan jadual pelajaran. Mengapa tidak
dipajang pula papan data tentang siswa yang memperoleh peringkat, apakah itu
harian, mingguan, bulanan, dan semester. Hal ini dapat juga berfungsi reward
yang merupakan kebanggaan pada diri siswa. Hasil kerja siswa dapat pula
dijadikan pajangan. Pada bagian ini yang harus menjadi perhatian adalah jangan sampai
pajangan itu dipajang terlalu lama tanpa ada perubahan-perubahan secara
periodik.
Membangkitkan motivasi sangat penting diberikan kepada siswa. Salah satu
hal yang dapat dilakukan untuk memberikan motivasi dengan pembenahan kelas
bagian dalam adalah dengan menempatkan siswa yang baik dan pintar pada bagian
depan. Ada tempat (meja bangku) di depan khusus bagi mereka yang unggul.
Urutan tempat duduk siswa dapat diatur berdasarkan jam kedatangan di
sekolah, sehingga pada bagian paling depan adalah siswa yang datang paling awal
dan pada bagian belakang adalah siswa yang muncul di sekolah paling akhir. Cara
lain adalah, siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada saat tes harian atau
pokok bahasan menempati tempat khusus di depan, palagi jika di plafon kelas
terjumbai menunjuk ke bawah dengan tulisan “TERUNGGUL” atau “IS THE BEST”. Jika
hal ini dilakukan, maka semngat kompetisi di kelas tersebut tak akan diragukan
karena semua siswa pasti mengharapkan dirinya duduk di “bangku panas” tersebut.
C. Psikologi Kelas
Hal yang paling mendasar dalam pembenahan kelas adalah masalah psikologi
kelas beserta isinya termasuk guru dan siswa. Tentu masalah psikologi tak dapat
dilepaskan dengan bagian pisik kelas sehingga hampir seluruhnya mengarah kepada
sisi kejiwaan terutama siswa sebagai objek sekaligus subjek dari keberadaan
kelas. Perasaan memiliki kelas serta semangat “ketergantungan” pada kelas harus
ditumbuhkan khususnya pada diri siswa.
Merasa enjoy berada di kelas
adalah awal konsep kelas yang sebenarnya telah mulai tercapai. Adapun yang
paling utama adalah nilai dari interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa
harus terjalin dengan baik. Guru harus mampu menjadikan kelas sebagai tempat
yang digandrungi siswa. Nilai-nilai dan karakter harus mampu terbentuk di kelas,
sekurang-kurangnya dapat terjaga dengan baik.
Guru harus menjadi guru tulen yang menjadi teladan dari siswa. Seorang
yang menjadi panutan siswa ada di kelas, yakni guru. Tempat yang dirasa oleh
siswa merupakan tempat yang aman, tempat yang baik, tempat yang menantang, dan
tempat yang asyik adalah di kelas. Pembenahan kelas, baik eksterior dan
interior tadi harus menyatu pada suasana psikologis, sehingga rasa yang mencuat
adalah benar-benar dari hati yang terangkum dalam perasaan senang berada di
kelas. Jika perasaan senang ini telah merasuki siswa maka proses transformasi
knowledge dan value sebagai inti dari keseluruhan proses pembelajaran di kelas
akan dengan mudah dilaksanakan. Hal ini tentu tidak mudah dilakukan, tetapi
juga tentu bukan hal yang mustahil dilaksanakan. Dimana ada kemauan, di situ
ada jalannya. Intinya adalah kemauan. Kemauan untuk berubah, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Memperbaiki hal yang bergeser dari tujuan yang sebenarnya tidak mesti
harus dilakukan dengan lingkup yang luas, apalagi hal tersebut bukan merupakan
kewenangan semua orang. Begitu pula dengan beberapa hal yang mengganjal dalam
dunia pendidikan secara keseluruhan, tentu ada batas-batas yang dapat dilakukan
pembenahan sesuai kewenangan yang ada.
Guru yang diyakini sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan, tentu
tak dapat tinggal diam mengetahui adanya carut marut pendidikan. Guru dapat
melakukan hal yang dapat mendorong pendidikan berjalan direl yang benar. Guru
harus mulai dari sekolah, terkhusus lagi di kelasnya sendiri. Seperti yang
telah dibahas secara gamblang dalam tulisan ini. Kelas merupakan lokasi
terkecil dalam dunia pendidikan, namun yang paling menentukan dan dapat
mendorong perubahan yang lebih besar demi pendidikan yang lebih baik. Dari
kelaslah wajah pendidikan itu akan terlihat dengan lugas melalui siswa yang
ditempa di dalamnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
-
Kelas, yang biasa disebut RKB (Ruang Kegiatan Belajar)
merupakan tempat yang cocok untuk dijadikan awal memotivasi siswa mencintai
pendidikan secara keseluruhan. Kelas yang dikenal saat ini, praktis hanya
merupakan ruangan yang dibatasi dengan dinding tembok yang berisi beberapa
pasang meja kursi, lemari, dan papan tulis.
-
Membenahi atau merenovasi kelas dari segi pisik dapat
dibagi menjadi dua bagian, yakni eksterior dan interior.
-
Pada bagian eksterior adalah pandangan pertama sebelum
memasuki kelas. Bagian ini penting sebagai penarik awal, kelas yang akan
dituju. Kelas harus mempunyai ciri khas termasuk bagian luar (eksterior) yang
tidak sama dengan kelas-kelas lainnya. Munculkan kebanggaan pada kelas tersebut
tatkala dipandang bersamaan dengan kelas-kelas lainnya.
-
Interior (bagian dalam) dapat dikatakan lebih penting
lagi karena pada bagian inilah interaksi dan komunikasi edukatif lebih banyak
dilakukan. Banyak hal yang dapat dilakukan guru untuk pembenahan kelas bagian
dalam, serta dapat dilakukan bersama-sama dengan siswa sehingga lebih terjalin
rasa kebersamaan dalam memiliki kelas tersebut.
-
Pada sisi pajangan, tentu tak sedikit yang bisa
dilakukan dalam “menghidupkan” kelas.
B. Saran
Kelas merupakan lokasi terkecil dalam dunia
pendidikan, namun yang paling menentukan dan dapat mendorong perubahan yang
lebih besar demi pendidikan yang lebih baik. Dari kelaslah wajah pendidikan itu
akan terlihat dengan lugas melalui siswa yang ditempa di dalamnya.
EmoticonEmoticon